Deoxa Indonesian Channels

lisensi

infomasyarakat.com
Selasa, 21 Januari 2025, 12.50.00 WIB
Last Updated 2025-01-21T05:50:27Z
geruduk kereta apiNews

Gegara Akses Utama Stasiun Ditutup Warga Citeras Ancam Aksi Lebih Besar

Advertisement

 



LEBAK. Infomasyarakat.com– Sejumlah Warga Kampung Citeras, Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Dan warga Desa Cemplang Kecamatan Jawilan Kabupaten Serang, Geruduk Stasiun Kereta Api PT Kereta Api Indonesia (KAI) Citeras. Pasalnya Penutupan gerbang akses utama Stasiun Kereta Api Citeras dianggap menyulitkan akses pelanggan yang hendak memakai jasa PT KAI terutama kaum lansia dan disabilitas. Senin 20 Januari 2025.


Tidak hanya itu. Penutupan yang dilakukan oleh PT KAI Stasiun Citeras tanpa sosialisasi sebelumnya ini dianggap merugikan ekonomi masyarakat setempat, termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).


Keluhan ini disampaikan oleh Ketua Pemuda Citeras, Doni, saat memimpin musyawarah dengan warga dan perwakilan PT RMU (penyedia jasa parkir – red)  mitra PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Agung dan Dodi, pada Senin (20/1/2024). Pertemuan tersebut diadakan di salah satu rumah warga untuk mencari solusi atas persoalan tersebut.


"Alhamdulillah, keluhan masyarakat terkait penutupan gerbang sudah kami sampaikan kepada perwakilan PT RMU," ujar Doni, usai gelaran musyawarah saat dikonfirmasi wartawan. 


Namun, ia menjelaskan bahwa keputusan pembukaan kembali akses utama tidak dapat dilakukan segera karena memerlukan persetujuan dari pimpinan PT RMU.


Doni mengungkapkan ada dua poin penting yang diharapkan warga. Pertama, pembukaan kembali gerbang utama agar mobilitas warga, termasuk lansia yang menggunakan kereta, tidak terganggu. Kedua, penyediaan lapangan pekerjaan untuk masyarakat lokal dalam operasional parkir yang dikelola PT RMU.


Selain itu, Doni juga menekankan pentingnya dukungan terhadap UMKM dan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT KAI. 


“Kami berharap ada program peningkatan UMKM melalui pelatihan atau dana untuk masyarakat sekitar,” tambahnya.


Menurut Doni, pihak PT RMU sebelumnya mengklaim sudah menyampaikan informasi penutupan gerbang kepada ketua RT setempat. Namun, informasi tersebut tidak disosialisasikan secara luas, sehingga memicu kesalahpahaman.


Jika harapan warga tidak terpenuhi, Doni menyatakan akan melakukan langkah lanjutan.


"Kami akan melayangkan surat resmi untuk poin-poin yang sudah disampaikan. Jika tidak ada hasil, kami akan menggelar aksi lebih besar. Sekarang eranya 'no viral, no justice', dan kami akan memanfaatkan itu," tegasnya.


Doni juga menyoroti dampak penutupan gerbang terhadap lansia yang harus berjalan lebih jauh menuju stasiun.


 "Bagi mereka yang lanjut usia, ini sangat memberatkan. Oleh karena itu, kami meminta pembukaan gerbang segera direalisasikan," ujarnya.


Menanggapi keluhan tersebut, Staf Operasional PT RMU, Dodi, berjanji akan menyampaikan aspirasi warga kepada pimpinan PT RMU untuk ditindaklanjuti. (*/red)